INTI PADMA
SANGGAR
SATTVIKA MEDITASI
Label
- hikmah ( 48 )
- reiki ( 70 )
- tekhnik penyembuhan ( 3 )
- tentang ( 2 )
Entri Populer
-
MEDITASI SIRRUL FATIHAH =¤= MAKNA AL-FATIHAH =¤= Dalam sebuah Hadits Qudsi Allah SWT berfirman :''Aku membagi sola...
-
SHOLAWAT JALAN PINTAS MENUJU MAKRIFAT Perlu diketahui bahwa derajat makrifat itu semata-mata pemberian dari Allah kepada ...
-
SHALAT DAIM Shalat dalam tinjauan tasawuf ada dua macam, yaitu sholat yang bersifat syariat yaitu sholat lima waktu (shalat wajib...
CONTACT
TELEPHONE & SMS
Hp : 0857-2877-5740 ( m3 )
Hp : 0852-0042-3557 ( AS )
BLACKBERRY
7D603818
WhatsApp
No: 0857-2877-5740
Anda pengunjung ke
Translate
Kamis
Vipasana.02
PERHATIKAN KONDISI MENTAL & FIKIRAN ANDA
Dalam meditasi, Ketika kita merasa bahagia atau tidak bahagia, atau merasa menyesal dan sedih, keadaan mental harus diperhatikan sebagaimana adanya.
Catatlah dalam hati, “bahagia, bahagia” atau “tidak bahagia, tidak bahagia,” atau “sedih, sedih,” dan seterusnya.
Setelah keadaan emosi menghilang, pikiran yang mencatat secara alamiah akan kembali pada nafas kita ( kembang - kempisnya perut ) yang harus diamati sebagaimana biasanya.
Jika pikiran berkelana dan berpikir mengenai pekerjaan, keluarga, atau sanak saudara, kamu harus meninggalkan perhatian terhadap gerakan dinding perut dan mengamati pikiran yang berkelana, catatlah dalam hati “berpikir, berpikir.” Kita harus berhati-hati pada tahapan ini.
Saat kita mengamati suatu keadaan mental atau emosi, pikiran yang mencatat harus bersemangat, berperhatian penuh, tepat, dan agak cepat, sehingga pengamatan menjadi berkesinambungan, tak terputus dan konstan.
Saat pikiran yang mencatat menjadi kuat, ide atau proses berpikir akan “berhenti” dengan sendirinya.
Akhirnya pikiran yang mencatat tidak lagi memiliki obyek untuk dicatat.
Secara alami pikiran kembali pada gerakan perut yang harus dicatat sebagaimana biasanya.
Pelan tp pasti pintu kondisi no mind akan mulai terbuka
#bersambung ke Jalan terang 3
By : Kyai Jamas
Setelah keadaan emosi menghilang, pikiran yang mencatat secara alamiah akan kembali pada nafas kita ( kembang - kempisnya perut ) yang harus diamati sebagaimana biasanya.
Jika pikiran berkelana dan berpikir mengenai pekerjaan, keluarga, atau sanak saudara, kamu harus meninggalkan perhatian terhadap gerakan dinding perut dan mengamati pikiran yang berkelana, catatlah dalam hati “berpikir, berpikir.” Kita harus berhati-hati pada tahapan ini.
Saat kita mengamati suatu keadaan mental atau emosi, pikiran yang mencatat harus bersemangat, berperhatian penuh, tepat, dan agak cepat, sehingga pengamatan menjadi berkesinambungan, tak terputus dan konstan.
Saat pikiran yang mencatat menjadi kuat, ide atau proses berpikir akan “berhenti” dengan sendirinya.
Akhirnya pikiran yang mencatat tidak lagi memiliki obyek untuk dicatat.
Secara alami pikiran kembali pada gerakan perut yang harus dicatat sebagaimana biasanya.
Pelan tp pasti pintu kondisi no mind akan mulai terbuka
#bersambung ke Jalan terang 3
By : Kyai Jamas
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar