INTI PADMA

Icon INTI PADMA
SANGGAR
SATTVIKA MEDITASI

Entri Populer

CONTACT

Telepon Call
TELEPHONE & SMS
Hp : 0857-2877-5740 ( m3 ) Hp : 0852-0042-3557 ( AS )

Blackberry Toko Online
BLACKBERRY
7D603818

Icon WhatsApp
WhatsApp
No: 0857-2877-5740

DONASI


a/n Ahmad sodik
No: 422-100-320-3267

Anda pengunjung ke

Translate

Senin

BARANG SIAPA MENCINTAI MANUSIA

 MAKA AKAN DICINTAI ALLAH

 

Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya Allah itu Maha Penyayang
dan menyayangi orang-orang yang memiliki kasih sayang
dan Dia melimpahkan Rahmat-Nya
atas orang-orang yang memiliki kasih sayang”
(Kanz al-‘Ummal hadits ke : 10381)


Sewaktu masih kecil Sayidina Husain (cucu Rasulullah Saw.) bertanya kepada ayahnya, Imam Ali, “Ayah, apakah engkau mencintai Allah?”
Imam Ali menjawab, “Ya, Tentu!”
Lalu Husain kecil bertanya lagi, “Apakah engkau mencintai kakek dari Ibu?” (maksudnya Rasulullah)
Imam Ali kembali menjawab, “Ya, tentu saja!”.
Imam Husain bertanya lagi, “Apakah engkau juga mencintai Ibuku?”
Lagi-lagi Imam Ali menjawab, “Ya, Tentu saja aku mencintai ibumu”
Husain kecil kembali bertanya, “Apakah engkau juga mencintaiku?”
Imam Ali tersenyum dan menjawab, “Ya, tentu saja aku juga mencintaimu!” Terakhir kali Husain kecil bertanya,”Ayahku, bagaimana bisa engkau menyatukan begitu banyak cinta di dalam hatimu?”
Imam Ali kemudian menjelaskan kepada puteranya yang sangat dicintainya itu, “Wahai Anakku, pertanyaanmu hebat! Ketahuilah, cintaku pada kakek dari ibumu (Nabi Saw), ibumu (Fathimah) dan kepadamu sendiri adalah karena cintaku kepada Allah. Karena sesungguhnya semua cintaku itu adalah cabang-cabang cintaku kepada Allah Swt”. Setelah mendengar penjelasan ayahnya itu, Husain kecil tersenyum mengerti.
Cinta kepada Allah SWT dalam Bahasa arab adalah MAHABBATULLAH, Dalam kitab Al-Mahabbah, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa cinta kepada Allah SWT adalah tujuan puncak dari seluruh tempat spiritual (letak Ibadah) dan ia menduduki derajad / level yang tinggi. "(Allah) mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya." (QS. 5: 54).

Dalam tasawuf, setelah di raihnya tempat kecintaan ini tidak ada lagi tempat yang lain kecuali Kecintaan kepada Allah SWT itu sendiri. Pengantar-pengantar spiritual seperti sabar, taubat, zuhud, ikhlas dan lain lain nantinya akan berujung pada mahabatullah (cinta kepada Allah). hubb adalah awal sekaligus akhir dari sebuah perjalanan keberagamaan kita. Kadang-kadang kita seperti berbeda dalam menjalankan syariat islam karena mazhab/aliran. Cinta kepada Allah yang merupakan inti ajaran tasawuf adalah kekuatan yang bisa menyatukan perbedaan-perbedaan itu.

Rasulullah Saw. bersabda:

«اِرْحَمْ مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكَ مَنْ فِي السَّمَاءِ»

“Sayangilah makhluk yang ada dibumi, niscaya yang ada dilangit akan menyayangimu”. (Hr. ath-Thabrani)
Diriwayatkan bahwa seorang sufi besar, Abu bin Azhim, suatu waktu terbangun di tengah malam. Kamarnya bermandikan cahaya. Di tengah tengah cahaya itu ia melihat sesosok makhluk, seorang malaikat yang sedang memegang sebuah buku. Abu bin Azhim bertanya: “Apa yang sedang anda kerjakan?” “Aku sedang mencatat daftar pecinta Tuhan”, jawab sang malaikat.

Abu bin Azhim ingin sekali namanya tercantum sebagai salah seorang pencinta Tuhan di dalam daftar tersebut. Dengan cemas ia mencoba melongok ke daftar itu, tapi kemudian ia sangat terpukul dan kecewa, karena ternyata namanya tidak tercantum di daftar tersebut.

Ia pun bergumam: “Mungkin aku terlalu kotor untuk menjadi pecinta Tuhan, tapi sejak malam ini aku ingin menjadi pecinta manusia”. Beberapa hari kemudian ia terbangun lagi di tengah malam. Kamarnya dipenuhi cahaya terang benderang, malaikat yang bercahaya itu hadir lagi.

Abu bin Azhim kembali mencoba melihat daftar para pencinta Tuhan, dan ia pun sangat terkejut, karena namanya tercantum pada papan atas daftar pecinta Tuhan. Ia pun bertanya kepada sang malaikat sambil terheran-heran, “Aku ini bukan pecinta Tuhan, aku hanyalah pecinta manusia, bagaimana mungkin namaku tercantum sebagai salah seorang pencinta Tuhan?”.

Sang malaikat pun menjawab, “Baru saja Tuhan berfirman kepadaku bahwa engkau tidak akan pernah bisa mencintai Tuhan sebelum kamu mencintai sesama manusia” .

Maka sangat aneh sekali jika orang yang beragama, tapi suka mencaci, membenci, mencemooh, mendholimi, menyakiti orang lain, karena perbedaan agama, aliran, partai, pilpress, bendera, suku dan bangsa.
Jika kita ingin dicintai Allah, maka cintailah ciptaan Allah (manusia)

Barang siapa yang di dalam hatinya tidak ada cinta
Seperti srigala berbulu domba
Semoga semua makhluk diberi cahaya cinta oleh Allah..


By : Cahaya Gusti


 

0 komentar:

Posting Komentar